Masalah datang tanpa memilih

Masalah datang tanpa memilih,
kepada yang memintanya tanpa pengetahuan,
atau kepada yang memohon agar dihindarkan dari masalah,

karena masalah adalah rahmat yang tidak kita sukai,
agar kita meninggalkan yang kita sukai tetapi yang tidak baik bagi kita.

Sayangnya, hanya sedikit dari kita yang mengetahui bahwa masalah
adalah batu pijakan yang menjadikan kita pantas bagi kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kecemerlangan di tempat-tempat yang naik.

Dan, ada juga jiwa yang dikasihi Tuhan -
yang sedang hidup dalam pendapatnya sendiri mengenai yang baik,
tetapi letih dan marah kepada kehidupan
karena kelemahan dan kekalutan hidupnya.

Dia mencadangkan payung bocor menjelang badai.

... seandainya saja dia sedikit ikhlas untuk mendengar.

………..

Kemudian,

Perhatikanlah bagaimana dia melakukan sesuatu yang diketahuinya merusak kesehatannya,

dan membiarkan anak kesayangannya melihat perilaku buruknya,

padahal dia juga tahu bahwa anak adalah peniru yang setia,

yang akan menirunya, dan menambahkan perilaku lebih bermasalah lagi,

yang akan menjadikannya orang tua yang menua lebih cepat karena masalah-masalah dengan anaknya di masa depan.

Berapa banyakkah orang tua yang sedang menyiapkan anak-anaknya sebagai payung bocor bagi badai masa depan anak-anak mereka?

………..

Perhatikanlah juga bagaimana dia menjadikan perilaku yang hambar-sayang kepada ibu dari anak-anaknya,

yang akan belajar untuk memperlakukan istri mereka nanti dengan kehambaran kasih sayang yang dipelajarinya dari sang ayah.

………..

Lalu perhatikanlah bagaimana sang ibu tidak memelihara daya tariknya sebagai wanita yang seharusnya memukau ayah dari anak-anaknya,

yang menyiapkan anak perempuannya untuk mempercantik diri hanya dalam pergaulan dengan orang lain, tetapi tidak untuk suaminya,

dan melatih suaminya untuk tidak mengharapkan disambut oleh wanita yang menggetarkan hati saat sang suami kembali dari kerja keras mencari nafkah,

dan dengannya mempermudah upaya wanita lain dalam memikat perhatian suaminya.

………..

Kemudian, perhatikanlah juga bagaimana pasangan itu - yang mengundang Tuhan untuk menyaksikan penyatuan yang mereka putuskan sendiri,

untuk juga menyaksikan bagaimana mereka kemudian hanya berbicara kepada satu sama lain hanya bila mereka bertengkar,

yang mendidik anak-anak mereka untuk tidak menghormati pernikahan,

dan menjadikan Tuhan sebagai saksi bagi pernikahan yang sia-sia.
………..

Perhatikanlah bagaimana orang dewasa mencontohkan pencurian dan penipuan hak orang lain untuk menumpuk kekayaan,

yang menjadikan orang muda tidak melihat perlunya sekolah dan pendidikan,

karena mencuri bisa menjadi jalan pintas untuk sukses.
………..

Perhatikanlah bagaimana sebagian pemimpin mencontohkan kelemahan hati dalam menegakkan keadilan dan ketidak-tegasan dalam bertindak,

tetapi bersegera untuk mendahulukan keuntungan pribadi dan golongannya,

yang menyiapkan anggota masyarakat untuk menjadi pemrotes yang anarkis, atau menjadi pemimpin yang mumpung.

………..

Perhatikanlah yang dilakukan oleh pendidik-pendidik senior yang mengiklankan pendidikan bebas biaya yang ternyata tidak bebas biaya, tetapi tetap menyebutnya bebas biaya,

yang menjadi contoh dan penyemangat bagi para siswa sekolah bahwa mereka bisa mencapai pangkat dan kedudukan-kedudukan yang baik dengan keterampilan berpikir seperti itu.

………..

Apakah sebetulnya ada pengertian yang baik di antara kita,
bahwa kita bertanggung-jawab atas kelestarian alam?

Ya, tetapi tidak dalam pertimbangan perkembangan ekonomi.

Perhatikanlah bagaimana kita mencemari sungai, tanah, udara, dan laut; dan bagaimana kita membabat hutan, menyempitkan sungai, mengikis pantai, meledakkan dan meracun ikan, dan menistai satwa pelengkap kehidupan ini,

... semua atas nama bisnis dan pengutamaan kekayaan pribadi,

seolah kita bisa pindah ke planet lain jika bumi ini telah rusak dan beracun.

...........

Dan yang ini menyedihkan,

Kita telah hidup dalam pencitraan negeri yang menjadikan tetangga yang kecil berani mengganggu yang lebih besar,

yang menjadikan yang paling kecil di antara saudara kita lebih marah daripada yang besar-besar di antara kita,

tetapi yang mengharuskan kita mengurut dada untuk menerima, bahwa

yang seharusnya berperan di antara kita belum berperan dalam membesarkan penghormatan dan keseganan pada kerajaan-kerajaan kecil,

terhadap kemampuan besar kita dalam menghukum mereka yang tidak menghormati negeri yang sejatinya besar ini.

………..

Sebagai pribadi atau sebagai keluarga yang disebut bangsa,
kita sedang hidup dalam penyiapan payung-payung bocor yang tidak akan berperan untuk mengatasi kesulitan dan menyelesaikan masalah kehidupan kita.

Sehingga …,
sepertinya … jika kita tidak bersedih,
itu berarti kita tidak sedang memperhatikan.

Dan bagi dia yang dadanya pedih

dengan ketidak-tegasan dirinya dan orang lain untuk berpihak kepada yang benar dan berlaku tegas dalam kebenaran,

pedihnya dada itu adalah tanda adanya perintah untuk memimpinkan perubahan,
yang dimulai dari perubahan pada diri sendiri,
agar dia berwenang untuk menganjurkan perubahan kepada orang lain,
dan agar kemudian dia berwenang untuk mengharuskan perubahan bagi kebaikan manusia dan alam.

Karena, itulah kepemimpinan.

Maka marilah kita membaikkan keadaan yang sedang terjadi di sekitar kehidupan kita,
dan menyadari bahwa keadaan yang sedang berlangsung – adalah komponen pembentuk sejarah.

Kira-kira, sejarah seperti apakah yang sedang kita bentuk bagi kehidupan kita di masa depan, jika kita ijinkan semua penyiapan payung bocor ini tetap berlanjut?

Maka bersegeralah merapikan diri, menyiapkan diri kita masing-masing sebagai penyiap payung yang berperan bagi kehidupan pribadi terdekat kita,
lalu belajar untuk menjadi lebih berperan bagi pembaikan kehidupan saudara-saudara kita yang terdekat dan yang jauh,
agar kita menjadi sebuah keluarga yang saling mengasihi ke dalam,
dan menjadi bangsa yang berwibawa dan disegani dalam pergaulan antar negara dan kerajaan.

Demi kebaikan, mulailah dari diri sendiri.

………..

Sahabat-sahabat Indonesia yang super,

Marilah kita jadikan keberadaan kita dalam kehidupan ini berarti. Karena ada arti dalam penciptaan diri ini.

Tuhan sangat memuliakan kita. Hanya karena kita tidak melihat kemuliaan itu, tidak berarti kemuliaan itu tidak ada pada diri kita.

Tugas kita adalah mengupas dan menanggalkan kulit-kulit kusam yang menutupi kecemerlangan jiwa ini,
agar kita bisa menjadi sebagaimana seharusnya kita menjadi.
»»  READMORE...

jiwa yg berani


MARIO TEGUH SUPER NOTE
JADILAH JIWA YANG LEBIH BERANI
………..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Katakanlah ini kepada adik kita yang lebih muda,
yang sedang menggeliatkan dirinya keluar dari kungkungan rasa ragu, was-was, dan ketakutan-ketakutan untuk hal-hal yang sebetulnya tidak akan terjadi – jika mereka memberanikan diri untuk terlibat dalam tindakan nyata yang lebih ikhlas.

………..

Adikku yang dititipkan oleh ibumu kepada ibuku,
agar aku melebihkan perhatian baik-ku untukmu,

sadarilah bahwa;

Kita membutuhkan ruang untuk menampung keberadaan kita
di dalam kehidupan ini. Ada yang membutuhkan sedikit,
ada yang menginginkan banyak,
dan ada yang tidak menyadari bahwa dia telah menduduki ruang
yang seharusnya membahagiakannya.

Sebetulnya kita hanya membutuhkan ruang selebar kedua telapak kaki kita
di ruang mana pun, tetapi untuk memasuki ruang baru yang belum kita kenal –
kita sering menuntut agar disiapkan bagi kita sebuah ruangan yang lebih luas.

Sebetulnya tidak ada kekuatan di luar diri ini yang bisa menghalangi
keputusan hati kita untuk pindah dan memasuki ruang baru yang lebih baik;
tetapi … walaupun penting dan harus – kita masih saja berkutat dalam keraguan,
seolah untuk itu kita membutuhkan tenaga yang sebanding
dengan kekuatan untuk memindahkan gunung.

Sebetulnya setiap ruangan memiliki setidaknya satu pintu masuk,
yang belum tentu terkunci, dan jika terkunci pun –
akan selalu ada cara untuk membukanya.

Tetapi, sebuah ruangan yang tidak berpintu pun,
dan yang terbuka lebar, akan tampil sama tak tertembusnya
dengan dinding bukit granit - bagi hati yang menggunakan
formula pikir dan peta rasa yang usang,

yang selama ini membuatnya merasa lebih tua dari
kebanyakan orang muda yang lebih sejahtera daripada-nya.

Dan untuk sahabat kita yang terlalu berhitung seperti itu,
tanyakanlah ini kepadanya:

Jika engkau sering menari dalam teater imajinasi kreatif mu,
dengan kebanggaan yang kau sembunyikan keangkuhannya,

membayangkan bagaimana kau ajarkan cara-cara yang lebih baik
kepada orang lain, menguraikan kelemahan pada pendapat orang lain,
merincikan kekurangan yang harus diperbaiki oleh para pemimpin besar –

jika engkau mampu untuk itu semua,

mengapakah tidak kau gunakan kekuatan mu itu
untuk memulai sebuah perubahan kecil
yang akan mengantarkan mu ke ruangan yang lebih ramah
bagi keinginan-keinginan dari hati bebas mu?

Dan ini yang aku ingatkan kepada mu; bahwa …

Bukan kurangnya pengetahuan mu yang menghalangi keberhasilan mu,
tetapi tidak cukupnya tindakan mu.

Maka, jadilah jiwa yang lebih berani.

Dan ingatlah ini, bahwa

Bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup mu,
tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan mu.

Maka, … apakah langkah kecil mu yang berani,
yang akan membangun keberadaan hidup mu –
menjadi sejarah yang membanggakan bagi keturunan mu?

Kapankah engkau akan memulainya?

………..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Begitu dulu ya?

Utamakanlah yang penting bagi Anda.

Berfokuslah pada yang membesarkan Anda, dan abaikan semua yang tidak memuliakan Anda.

Hidup kita hanya satu kali, dan bukan untuk dicoba-coba hidup dalam keraguan dan kelemahan.

Kehidupan Anda terlalu penting untuk digunakan melakukan hal-hal yang kecil.

Mudah-mudahan Tuhan menjernihkan pengertian kita, untuk melihat bahwa:

Satu-satunya jalan keberanian untuk memenangkan kehidupan yang baik adalah mengikhlaskan diri untuk bersegera melakukan yang telah kita ketahui sebagai yang harus kita lakukan, dan tidak menyia-nyiakan waktu dalam keraguan yang sejatinya adalah tanda dari tidak-utuhnya iman.

Marilah kita sadari, bahwa pengertian dari kalimat bahwa ‘Tuhan akan menjadi seperti yang kita sangka’ – adalah sebetulnya DAMPAK dari persangkaan itu BAGI yang menyangka.

Tuhan dalam semua kemuliaan Beliau, tidak terkurangkan ke-Maha-an-Nya – hanya karena kita berburuk prasangka terhadap Dzat Yang Maha Agung yang sangat kita kasihi itu.

Hanya kita, yang akan memperlakukan diri kita dengan buruk, jika kita berprasangka buruk terhadap Tuhan.
Tetapi Tuhan tetap Maha Mulia.

Hanya kita, yang akan memperlakukan kehidupan dengan tidak adil, jika kita menyangka bahwa Tuhan telah berlaku tidak adil.
Tetapi Tuhan tetap Maha Adil dan Maha Pengasih.

Dan hanya kita, yang berlaku seperti orang tak bertelinga dan tak bermata, jika kita menduga bahwa Tuhan tidak mendengar dan tidak memperhatikan.
Tetapi Tuhan tetap Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Maka,

Kita dan kehidupan kita akan utuh, lengkap, damai, sejahtera, cemerlang, dan dimuliakan - jika kita ikhlas menerima sifat-sifat ke-Maha-an Tuhan dengan selengkap dan seutuhnya.

Dan dia yang sudah seutuhnya berserah, tidak akan ada baginya kekhawatiran, keraguan, dan ketakutan.

Dan keberanian, adalah keadaan yang tanpa ketidak-beranian.

Dan dengannya, sebetulnya …

Keberanian adalah tanda iman.

………..

Sahabat saya yang hatinya baik,

Marilah kita mengkekasihkan diri kepada Tuhan.

Saya berharap bahwa Anda tetap berkenan untuk menjadi sahabat baik saya.

Sampai kita berjabat-tangan nanti.
»»  READMORE...

Pengaruh globalisasi

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
• Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
• Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
• Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
»»  READMORE...

AKHLAK MULIA

Akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung rugi. Bagi orang yang berakhlak baik, berbuat baik adalah satu ekpresi, bukan transaksi, oleh karena itu perbuatan baiknya mengalir begitu saja tanpa harus mempertimbangkan untung rugi. Yang dimaksud dengan perbuatan adalah kegiatan fisik atau mental yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan. Perbuatan bisa berujud aktifitas gerak, bisa juga berwujud diam tanpa gerak. Tidak berbuat dan tidak berkatakata yang dilakukan secara sengaja adalah suatu perbuatan yang bernilai akhlak. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, perkataannnya, perbuatannnya dan diamnya diukur secara cermat, kapan harus berkata dan kapan harus diam, kapan harus bertindak dan kapan harus berdiam diri. Akhlak mengandung dimensi vertikal, horizontal dan internal, oleh karena itu kemanfaatan hidup berakhlak dirasakan oleh masyarakat dan oleh orang yang bersangkutan.

Keajaiban Hidup dengan berakhlak baik hadir dalam berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut ini:

1. Dapat menikmati ketenangan hidup. Ketenangan dalam hidup diperoleh oleh orang yang tidak memiliki konflik batin, konflik interest. Konflik batin timbul disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang berakrab-akrab dengan diri sendiri, dengan kemampuan diri sendiri, dengan apa yang telah dimiliki. Pusat perhatian orang berakhlak ialah pada bagaimana menjadikan dirinya bermakna, bermakna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa serta kemanusiaan sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh Tuhan Sang Pencipta. Dari segi ini orang yang berakhlak selalu bekerja keras tak kenal lelah untuk orang lain, yang dampaknya pulang kepada diri sendiri, yaitu tidak hirau terhadap kesulitan pribadinya. Secara internal orang berakhlak selalu mensyukuri nikmat Allah kepada dirinya sehingga ia merasa telah diberi banyak dan banyak memiliki. Dari itu ia selalu berfikir untuk memberi dan sama sekali tidak berfikir untuk menguasai apa yang telah dimiliki orang lain.

2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi. Perubahan merupakan sunnatullah dalam kehidupan. Terkadang perubahan terjadi dengan amat cepat, membalik keadaan begitu rupa, yang selama ini berkuasa jatuh terhina, yang terhina naik ke atas panggung, yang selama ini ditabukan justeru berubah menjadi perilaku umum setiap hari, yang mudah menjadi sulit, sebaliknya yang semula mustahil menjadi sangat gampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahan itu tak lebih hanya sunnatullah kehidupan, sementara sunnatullah itu sendiri justeru tidak berubah. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, yang menjadi perhatian adalah bukan perubahannya, tetapi yang tidak berubah, yaitu kaidah-kaidah sunnatullah, seperti kebenaran akan jaya dan kebatilan akan runtuh, bahwa setiap kesulitan akan membawa kemudahan, bahwa kejujuran akan mendatangkan keberkahan, bahwa yang yang buruk, meski disembunyikan akan terbuka, bahwa yang baik meski sedikit akan diakui juga , bahwa merendahkan diri akan mendatangkan kemuliaan dan bahwa kesombongan akan berakhir dengan kehancuran. Bagi orang berakhlak dengan akidah tersebut diatas, ia akan memandang perubahan situasi justem dengan perspektif sunnatullah yang tidak berubah. Oleh karena itu ia tetap tenang di tengah perubahan zaman.

3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan. Kehidupan yang kita jalani memang benar-benar merupakan realitas, tetapi tak jarang apa yang ditawarkan kepada kita dan apa yang sedang kita ikuti sebenarnya bukan realitas tetapi hanya fatamorgana belaka. Bahwa untuk menjadi pandai orang harus belajar adalah realitas, bahwa untuk mencapai ke tingkat sosial tertentu orang harus berjuang melalui tahap-tahap pekerjaan adalah realitas, bahwa untuk menjadi kaya orang harus berusaha secara ulet serta membutuhkan waktu adalah realitas. Sebaliknya untuk menjadi pintar mendadak, menjadi kaya mendadak, untuk mencapai kedudukan tinggi secara mendadak adalah lebih sering merupakan fatamorgana yang menipu. Bagi orang yang berakhlak, fatamorgana kehidupan tidak menarik baginya, karena ia justeru tertantang untuk mengatasi kesulitan secara realistis. Orang yang berakhlak tahu persis makna sabar, yaitu tabah hati tanpa mengeluh, dalam menghadapi cobaan dan rintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam kerangka mencapai tujuan. Orang sabar tahu persis bahwa menggapai tujuan bukan suatu yang mudah karena untuk itu membutuhkan waktu dan keuletan dalam menghadapi rintangan. Hanya orang dalam keadaan lemah mental atau tertekan sajalah yang mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan, kepada sesuatu yang nampaknya sangat menjanjikan tetapi sebenarnya tipuan belaka.

4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan. Sudah menjadi sunnatullah bahwa hidup manusia mengalami pasang dan surut, terkadang beruntung, di lain kali merugi, terkadang disambut oleh banyak orang, di lain kali dimaki dan bahkan diusir oleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak, karena prinsip hidup lurus yang selalu dipegang, maka ia selalu siap menghadapi keadaan surut maupun keadaan pasang. Di waktu beruntung ia bersyukur kepada Tuhan, berbagi rasa syukurnya kepada orang lain dan tidak menghambur-hamburkan keberuntungannya. Meski keberuntungan melimpah ruah, orang berakhlak tetap hidup wajar, tidak berlebihan dan tetap menjadi dirinya. Ketika sedang mengalami surut dalam hidupnya ia sabar, tidak mengeluh dan menerima apa adanya. Meski dalam keadaan serba kekurangan secara materi, orang yang berakhlak masih tetap memiliki keindahan dalam hidupnya karena ia tetap bisa melakukan sesuatu yang bermakna. Adapun orang yang tak berakhlak ketika beruntung ia lupa daratan berfoya-foya dengan keberuntungannya, dan ketika jatuh merugi ia lupa ingatan, sedih berkepanjangan, stres dan ada yang bunuh diri.
»»  READMORE...
free book
»»  READMORE...

menelusuri lebih jauh kodrat insan manusia

Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi ?
Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan :>Manusia dan cinta kasih, Manusia dan Keindahan, Manusia dan Penderitaan, Manusia dan Keadilan, Manusia dan Pandangan hidup, Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian, Manusia dan kegelisahan, Manusia dan harapan ...
»»  READMORE...
Template by : anchar revolusiparadigmaterkini.blogspot.com